Kisah Sok Suci dan Dosa Peliharaannya

Terantuk ia, mendengar dosa di hadapannya tanpa sesal. Kusesap saja amarahnya, merasuk hingga tulangku nyeri. “Sungguh, tanpa malu kau hamparkan butiran-butiran hitam nista!” Cacinya kepada dosa.

Kemudian dosa hanya tersenyum. Memberi isyarat bangga lagi sombong. Aku mencari perlindungan pada ketaatan tipis yang tesisa, dengan bodoh menyesal karena tak mampu kuraup rakus saat itu dan tak mampu membendung apa yang hinggap.

Aku bergantung padanya, kuharap ia mampu mengomeli semua dosa, mengusir dan menyiksa dosa yang ada hingga kemudian dosa tak lagi punya kesombongan.

Tinggalkan komentar